Jam 02.07 Dini Hari
Ngaung....ngaung....terdengar suara sirine mobil ambulance meminta jalan kepada para pengemudi mobil dan motor yang berada di jalan besar dan ramai, berjalan menepi untuk memberi jalan mobil itu lewat terlebih dahulu dan membawa seseorang yang sakit ke sebuah rumah sakit. Di dalam ambulance tampak seorang pria muda menemani sipenderita dan bersama seorang perawat yang sedang merawatnya dengan seksama.
Suara sirine itu berhenti berbunyi, ambulance yang membawa orang sakit telah sampai di rumah sakit itu, dan pria yang menemaninya segera turun dari ambulance dan bergegas membantu perawat mendorong tempat tidur bersama orang sakit menuju ruang perawatan di rumah sakit itu.
" Grace, Grace kamu yang sabar dan tabah ya." suara pria yang menemani Grace itu bernama mas Roy, yang berusaha menghibur dan memberi dukungan bagi kekasihnya. "Ya, mas Roy, kamu jangan tinggalkan aku, ya, mas, aku takut, mas!" Grace memohon kepadanya. " ya, Grace, aku tak mungkin meninggalkanmu apalagi kamu dalam keadaan begini, Grace, kamu yang tenang, ya, Grace, kita bersama bisa melewati
cobaan ini." mas Roy menjawab
Mas Roy terus menemani Grace dan tiba di sebuah ruang perawatan dan bersamaan dengan itu dokter tiba di ruang perawatan tersebut. Meminta mas Roy untuk menunggu di luar, dan hanya dokter dan perawat yang boleh di dalam karena hendak memeriksa keadaan pasien.
Tidak berapa lama ke dua orang tua dan adik-adik Grace tiba di ruang perawatan dimana Grace dirawat, dan bertemu mas Roy yang sedang menunggu di luar. " Om, tante, disini ruangannya dan dokter sedang memeriksanya." mas Roy menunjukkan kamarnya. Papa-mama Grace nampak gelisah dan sedih dengan keadaan anaknya. " Om, tante harus kuat dan sabar, ya, dan kita harapkan Grace tidak apa-apa dan dalam keadaan sehat kembali." mas Roy menghibur kedua orang tua Grace.
Dokter keluar dari ruang perawatan Grace, " Dokter, bagaimana keadaan anak saya, dok?" papa Grace menanyakan keadaan Grace kepada dokter, sementara tangan isterinya merangkul tangan kiri papanya. " Grace, mengalami kanker hati pada stadium akhir, sulit untuk bertahan, mungkin bisa bertahan hidup enam bulan lagi, maaf." kata dokter ahli levernya.
Kaget dan lemas dirasakan oleh kedua orangtua dan adik-adik Grace setelah mendengar penjelasan dokter yang menanganinya. Mas Roy ketika itu gemetar dan tidak percaya atas apa yang terjadi bagi Grace yang mengalami kanker hati yang sudah memasuki stadium akhir, sangat sedih dirasakan mas Roy bahwa kekasihnya hanya hidup enam bulan lagi untuk bisa bersama dengannya.
Hari lewat hari, Grace masih berada di rumah sakit untuk menjalani perawatannya, keluarga dan termasuk mas Roy berharap dan terus berdoa memohon kepada Yang Maha Kuasa dan pemilik kehidupan memberi suatu mujijat terjadi bagi kesembuhan Grace. Mas Roy tetap setia datang menjenguk kekasihnya itu setelah pulang dari kantor. Tentu akan sangat berarti bagi Grace yang sedang sakit dan kesepian, kedatangan mas Roy akan sangat menghibur, memberi dukungan, semangat, dan kepercayaan dirinya untuk terus menaruh harapan untuk kesembuhannya. Mas Roy kadang bertemu adik lelaki, kadang ketemu adik perempuan Grace yang menemaninya, kadang pula bertemu kedua orangtuanya.
Mas Roy telah mengenal baik kekasihnya itu, seorang gadis yang baik, tangguh, semangat bekerja yang tinggi, dan menjadi pegawai teladan di perusahaannya. Dia adalah anak sulung di keluarganya, menjadi tulang punggung, membantu kedua adik-adiknya yang masih mengikuti kuliah. Ayahnya sudah pensiun dan uang pensiunannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari.
Kerja kerasnya kerapkali mengabaikan kesehatannya dan meskipun dalam keadaan sakit, dia selalu berusaha untuk tidak mengikuti keluhan dan patah semangat demi melawan penyakitnya. Dan oleh karena itu pula Grace sering kali keluar masuk rumah sakit untuk mendapat perawatan atas penyakit levernya.
Usia Grace sekarang memasuki usia genap dua puluh enam tahun. Usia yang bisa dibilang usia emas di dalam kehidupannya. Namun usia tidak dapat menjadi jaminan bagi seseorang yang sedang mengalami peziarahannya di dunia. Namun yang terpenting dalam usia seseorang, adalah menjadi seseorang yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan tidak merugikan sesama. Hidup rendah hati, rukun damai, dan tenang.
Grace merasakan keberuntungan karena memiliki keluarga yang bahagia dan rukun, kasih sayang yang cukup dari kedua orangtua dan adik-adiknya. Mereka semua bisa saling menjaga dan membantu. dan terlebih lagi Grace bersyukur kepada Tuhan karena diberikan seorang kekasih yang baik hati dan penuh perhatian kepada dirinya.
sebelah berjuang hampir selama enam bulan melawan kanker hatinya, Grace kembali dilarikan ke rumah sakit. Dia mengalami penurunan kesehatannya hari demi hari. Bola matanya semakin berwarna kuning, tubuhnya serta kaki dan tangannya juga berwarna kuning. Dokter terus memeriksa keadaan Grace.
Dalam keadaan yang terus menurun, Grace memohon kepada keluarganya dan dokter untuk bisa diijinkan pulang karena Grace ingin pulang ke rumah. Dan mereka mengabulkan Grace pulang ke rumah, berkumpul bersama kedua orangtuanya, adik-adik, mas Roy dan para tetangga.
di rumah, Grace begitu gembira karena sudah lama sekali tidak bertemu dengan tempat tidurnya yang menyenangkan dan sering memberikan mimpi-mimpi yang Indah serta membayangkan masa-masa Indah sewaktu kedua orangtuanya masin bekerja. masih mampu membiaya dia dan adik-adiknya pergi ke sekolah.
di sekolah Grace merasa bahagia bisa belajar bersama dengan teman-temannya, pergi bersama ke tempat yang dituju, ketawa bersama memperhatikan dan menggoda cowo-cowo ganteng yang ingin dikejarnya menjadi kekasih hati. Bahkan saling bertarohan mengenai siapa yang dapat atau memenangkan seorang cowo menjadi kekasihnya.
Grace tidak dapat melupakan saat itu sewaktu dia berhasil menggaet seorang cowo ganteng menjadi pacarnya, yaitu mas Roy yang biasa dia panggil, mas Roy adalah kakak kelas di sekolahnya. hari-hari menyenangkan telah digapainya bersama mas Roy. Grace merasa dimanjakan olehnya, dia sangat baik baginya. kenangan-kenangan Indah bersamanya tidak pernah terhapus oleh Grace.
Dua hari Grace berada di rumahnya dan mengenang kembali hari-hari indahnya, namun Grace mondar-mandir hendak ke belakang, buang air besar dan muntah-muntah tetapi tidak ada yang keluar dari dalam mulutnya. Tubuhnya perlahan-lahan semakin lemas, dan tidak berdaya untuk bangun, adik atau mamanya sering membantu memapahnya ke kamar mandi. suatu ketika Grace kembali ingin muntah dan keluarlah darah dari mulutnya, dalam keadaan yang semakin tak berdaya, semua keluarganya membawa kembali Grace ke rumah sakit.
Grace tak sadarkan diri dan sekarat keadaannya. Sore harinya di rumah sakit Grace mengalami koma, dan dokter yang meriksanya memberi tahu keluarga Grace , " Tinggal tunggu waktunya saja." Mas Roy pun tidak mau kehilangan kekasihnya itu, dia terus berdoa memohon Tuhan berkenan memberinya yang terbaik bagi diri Grace. Dia sangat menderita sekali melawan penyakitnya itu, meringis, dan menahan sakit yang sedang menggerogoti serta merusak levernya. Mukanya nampak merah sekali tak tertahankan. meskipun selang-selang infus di kanan-kirinya sudah tidak dapat membantunya lagi.
Jam 02.07 dini hari Grace menarik nafas keras sekali dan cepat. Tak lama dokter masuk ke ruang perawatan dan segera memeriksa kondisi Grace yang terakhir, ternyata Grace sudah pergi dan tidak dapat mempertahankan hidupnya lagi di dunia. " Maaf, sudah tidak ada lagi." kata dokter.
Isak Tangis papa-mama beserta adik-adiknya sangat mengharukan atas berpulangnya seorang pahlawan keluarga, dan mas Roy yang memperhatikan semua kejadian itu ikut pula mengeluarkan air mata dan merasakan betapa kehilangan kekasihnya yang telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Dia pun terus membantu pihak keluarganya mengurus pemakaman Grace.
Siang hari pada hari itu, keluarga memakamkan Grace di sebuah tempat pemakaman umum di kotanya. Mas Roy dan rekan kerja serta teman-teman yang dahulu dan sekarang menghadiri pemakamannya untuk mengenang dan memberi penghormati terakhirnya bagi Grace , dan berdoa agar Grace yang baik itu diberikan tempat yang damai dan indah di sorga.
Selamat jalan anakku, kakakku, saudaraku, kekasihku, sahabatku, dan temanku, beristirahatlah dengan tenang dan damai.
Rest In Peace (RIP) Grace.
Tamat
Rays
010822
Komentar
Posting Komentar