Tuhan Menunggu Di Gedung Gereja
Kisah ini dimulai berawal dari pasangan suami - isteri yang usianya beberapa tahun lagi memasuki masa lanjut usia. namun demikian, mereka pasangan yang cukup aktif menggereja di lingkungan dan parokinya. Kesetiaan dan kasih Tuhan telah mengetuk hati mereka untuk senantiasa setia dan menjadikannya andalan di dalam kehidupan mereka.
Ketika koor lingkungan bertugas pelayanan di gereja minggu ini, mereka juga ikut serta dalam pelayanan. Sebelum hari Hnya mereka berdua pun mengikuti latihan-latihan untuk memadukan suara supaya baik dan kompak. Agar saat bertugas semuanya dapat berjalan lancar. Mereka semua dipenuhi sukacita dalam latihan dan menggereja.
Dan tiba pada hari H-nya segalanya telah siap, yang dipersiapkannya seperti pakaian yang ditentukan supaya seragam dan juga alas kaki yang pantas, tidak ketinggalan pula sebuah payung sederhana disiapkan oma karena pada saat itu hujan sedang turun deras. Sambil menunggu hujan berhenti atau setidak-tidaknya hujan kecil, opa mempersiapkan motor kesayangannya yang setia menemani kemana pun opa pergi. Motor itu pun telah menyala dan siap meluncur.
Saat hujan mereda, turun kecil, opa melihat jam di dinding menunjukkan pukul ...30 menit dan waktu 30 menit itu batas dimulainya Misa Kudus di gereja. Mereka pun berdua akan berangkat menuju tempat tujuan penting itu dan oma menutup pintu utama dan pintu gerbang rumah mereka dan segera opa mengendarai kendaraannya dengan memakai jas hujan sedangkan oma memakai payung dan duduk berada di belakang opa.
Ketika dalam perjalanan, hujan perlahan-lahan membasahi celana panjang dan muka opa yang berkaca-mata hingga kacamatanya basah. Menggangu penglihatan opa di jalan yang cukup berbahaya. Oma pun merasa tak nyaman dengan tiupan angin yang membuat tetesan air hujan mengenai wajahnya. Namun mereka terus berkendara karena hendak menghadiri Misa Kudus itu dan apalagi hendak menjalani tugas pelayanan koor Lingkungan untuk Gereja. semua itu tidak dijadikan masalah bagi mereka berdua.
Sepeda motor yang dikendarainya terus meluncur ke tempat tujuannya. Namun tiba-tiba setelah berjalan 10 menit dan itu pun kendaraannya berjalan lambat tidak seperti hari-hari biasanya dalam 10 menit sudah sampai di tempat tujuan. Hujan yang sebelumnya telah mereda kembali turun deras. Mereka pun buru-buru mencari tempat berlindung sejenak supaya terhindar dari hujan deras tersebut dan tidak membasahi tubuh mereka yang lebih parah lagi, karena mereka berdua sudah basah.
"Itu, itu opa ke situ berhenti untuk berteduh sejenak." teriak oma kepadanya
Opa pun menuruti ajakan oma untuk berhenti dan berteduh di situ, ternyata sudah ada juga yang berteduh, opa mengangguk memberi salam dan dibalas anggukannya. Motor sudah diparkir di tempat yang ada kanopinya, ternyata tempat itu adalah sebuah klinik yang letaknya kira-kira 500 meter ke arah gereja dan buka 24 jam. Opa dan oma terus menunggu hingga hujan mereda kembali dan agar bisa kembali menuju ke gereja.
Cukup lama juga opa dan oma menunggu, kira-kira 15 menit berlalu untuk menunggu dan hujan pun mereda kembali meski pun belum mereda secara keseluruhan. Dari waktu 30 menit yang direncanakan tiba di panti koor dan memulai Misa Kudus, hingga waktunya yang tersisa tinggal 5 menit lagi untuk tiba ke geraja itu. "Bagaimana opa mau melanjutkan pergi ke gereja?" tanya oma kepada opa." Ketika opa melihat jam dari ponselnya yang tersisa 5 menit lagi, opa menjawab pertanyaan oma : "Gak usah ya karena masih hujan, tidak bisa cepat -cepat ke sana dan lagi pakaian kita semua sudah basah dan akan mengganggu yang lain."
"ya, opa dan juga terlalu berrisiko di jalan opa." sahut oma
Akhirnya opa memutuskan mengajak oma pulang "Kita pulang saja ya oma, dan jalan pelan-pelan hingga sampai di rumah dengan selamat. Segera mengganti pakaian supaya tidak sakit."
"ya sudah opa kita pulang saja." balas oma
Mereka akhirnya berbalik arah menuju ke rumah. Setibanya di rumah oma bergegas turun dari motor, membuka pintu gerbang dan pintu masuk agar mereka berdua tidak kena hujan lagi. Opa dengan cepat memasuki motornya ke dalam rumah dengan kondisi motor menyala, dan segera dimatikan opa setelah berada di dalam. Mereka segera mengganti pakaiannya yang sudah dalam keadaan basah. Setelah berpakaian baru, oma seketika itu berteriak kecil mohon ampun kepada-Nya dengan kedua tangan yang saling mendekap dan digoyang-goyangkan serta berucap : "Ampunilah kami, ya Tuhan orang berdosa ini." Opa pun memperhatikan gerakan oma dengan perasaan yang sama.
Rays
032723
Komentar
Posting Komentar