Jalan Salib Seorang Yang Bernama Yohanes

Seorang Yohanes Tiada henti berpikir dan merenungkan setelah perjumpaannya dengan Tuhan Yesus melalui Misa Kudus di hari minggu. Ia berusaha memahami bagaimana Putra Allah telah memberikan teladan kerendahan hati-Nya yang tiada tara, walaupun Ia sendiri adalah Allah, yang Maha Tinggi dan Kuasa.

Ia telah menghampakan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia, dan merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yohanes menyadari itu dan merasa sangat sulit baginya untuk menjadi seperti diri Yesus yang sangat rendah hati. Namun pikirannya terus membujuk hatinya untuk berusaha menjadi seperti Tuhan Yesus dan menjadi bagian dari orang-orang yang percaya kepada kebenaran-Nya.

Dengan menempuh jalan kerendahan hati seperti Yesus, Yohanes yakin akan mampu menanam dan mendapatkan hidup yang benar. Yang akan dipenuhi sukacita di dalam dirinya yang lambat laun mulai dirasakan olehnya dengan rasa syukur.

Lewat doa-doanya yang didaraskan dan diikuti perilaku serta tindakan yang benar di setiap waktu di kala kesibukannya sehari-hari, kerendahan hatinya nampak ada di dalam kehidupannya.

Ia mulai menganggap orang Lain lebih utama daripada dirinya sendiri. Sabar dan tabah bila direndahkan. Tidak sombong dan sakit hati bila kurang dihargai atau kurang dihormati. Diabaikan atau dilupakan oleh orang lain, dan sebaliknya ia ikut berbahagia bila orang lain berhasil mendapatkan pujian serta penghargaan.

"Ya Bapa, jadikanlah hatiku seperti hati Yesus yang lembut." Demikian doa tulusnya. Dan sejak saat itu hati Yohanes menjadi tenang, damai dan sejahtera di dalam naungan-Nya ketika ia menemukan dan menempuh jalan itu, jalan salib dirinya yang berubah menjadi ringan sehingga ia dapat terus berjalan menempuh tujuan hidupnya.

Rays
042823



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Damai Di Negeri-Ku, Indonesia

Perhatian Yesus Kepada Orang-Orang Yang Mendatangi-Nya

Istirahat dan Makan pun Tidak Sempat