DI TITIK NADIR
Di persimpangan dialog tanpa kata
Kegelapan membujuk berada di sini
Tetap bersama luka lama
Hampa
tiada lagi hal indah
Terasa koma dan mati
Mewarnai kehidupan
Di titik nadir itu
Ia mengetuk diri memastikan pilihan
Tetap atau meninggalkannya
Cahaya yang seharusnya tak dikunci
Oleh hati terluka
Dendam, sakit, dan
Sepi
Antara kembali kepada gelap
atau terang
Menengok arah batin
Pilihan mengajak
Dengan bertahan pada pegangan hidup terkuat
Di luar kuasa kehendak diri
Cahaya terbuka
mengundang untuk meninggalkan luka itu
Mampu menguatkan
Menuju kebahagiaan yang hikiki
menemukan kembali hidup yang indah
Lewat titik nadir
Raymundus Susanto
CIC-Jonggol
Bogor
Mantap Pak Santo.
BalasHapus