Aku Mau Jadilah Engkau Tahir
Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan macam-macam penyakit dan mengusir setan-setan dalam perjalanan mewartakan Injil, kini Ia didatangi oleh seorang yang sakit kusta.
Sambil berlutut dihadapan Yesus, si kusta memohon pertolongan dari-Nya dengan berkata : "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
ungkapan sisakit kusta kepada Yesus, kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku, bermakna kemauan dan keyakinan bahwa Yesus diyakininya memang mampu menyembuhkan sakit kustanya.
Dengan kerendahan hatinya, ia menyembah Dia dan menyampaikan permohonannya kepada-Nya agar sakitnya disembuhkan.
Setelah mendengar permohonan si kusta dan kerendahan hatinya, serta yakin dan percaya kepada kuasa Yesus, maka seketika itu juga Yesus pun menjawab : "Aku mau, jadilah engkau tahir!".
Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah dan menyembuhkan penyakit kustanya. Bisa saja Yesus menyembuhkan orang kusta itu tanpa menjamah dia, namun dengan menjamah terlihat bahwa Yesus berkuasa atas penyakitnya.
Sebelum si kusta di sembuhkan oleh-Nya, ia dilarang kontak fisik dengan orang-orang Yahudi lainnya, terutama orang-orang Farisi, pemuka-pemuka agama dan ahli-ahli Taurat yang memiliki kekuasaan dan perintah untuk menjauhi karena penyakit kustanya dianggap penyakit kutukan. Dan Yesus telah memulihkan harga dirinya sebagai manusia.
Tetapi sangat disayangkan, si orang kusta yang telah disembuhkan Yesus tidak mematuhi perintah-Nya supaya tidak memberitahukan kepada orang lain tentang apa yang telah Yesus lakukan baginya.
Oleh karena rasa bahagia dan senang telah tahir, lalu ia menyebarkan peristiwa itu kemana-mana supaya Yesus dikenal bagi banyak orang tetapi ia tidak memahami dampaknya di kemudian hari.
Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun demikian orang-orang banyak terus juga berdatangan kepada-Nya dari segala penjuru.
Kisah ini memperingatkan kepada kita juga, acap kali, kita tidak mematuhi perintah dan firman Allah karena kita mengira tahu yang lebih baik daripada Allah, padahal kita tidak pernah lebih tahu dari Allah dalam semua perkara yang akan terjadi selanjutnya.
Apakah kita mau dan percaya, datang kepada Yesus untuk menyembuhkan penyakit, penderitaan, bahkan putus asa kita agar dapat menerima belas kasihan dari-Nya dengan berkata : "Aku mau, jadilah engkau sembuh!".
Kemudian menghormati dan mematuhi kehendak dan perintah-Nya?.
Tuhan Memberkati
Raymundus Susanto.
CIC-Jinggol
Bogor
Komentar
Posting Komentar