Inilah Anak Yang Ku-kasihi, Dengarkanlah Dia

Renungan Injil Markus 9 : 2-10, Minggu 25 Pebruari 2024

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes, bersama-sama dengan mereka Yesus naik ke sebuah gunung yang tinggi, disana Ia dimuliakan. 

Kata gunung yang tinggi digambarkan dalam kitab suci sebagai tempat orang bertemu dengan Yang Maha Kuasa dalam kebesaran-Nya. 

Nabi Musa menerima sabda Tuhan di puncak Gunung Sinai. Di puncak gunung itu pula Musa menerima Loh Batu yaitu Taurat (Kel 24 : 12-18).

Nabi Elia berjalan 40 hari 40 malam sampai ke Gunung Horeb dan di sana ia menerima penugasan dari Allah untuk menunjukan kewibawaan Allah kepada Raja Israel (1 Raja 19 : 8-18).

Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Sosok Yesus dilihat penuh cahaya, menjadi terang bercahaya karena dipenuhi kasih karunia Yang Maha Kuasa.

Ketiga murid Yesus, Petrus, Yakobus, dan Yohanes juga melihat Elia dan Musa. Keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Mereka tidak mengetahui apa yang dibicarakan di antara mereka bertiga tetapi Dalam Injil Lukas diketahui sedikit tentang pembicaraan mereka. Elia dan Musa disebutkan berbicara dengan Yesus mengenai tujuan perjalanan atau 'Exodos' (Yunani), menuju Yerusalem, (Lukas 9 : 31).

Dan Awan datang menaungi Yesus, Elia, dan Musa, dari dalam awan itu terdengar suara " Inilah Anak Yang Kukasihi, Dengarkanlah Dia". "Anak-Ku Yang Kukasihi mengandung makna Yesus sedemikian dekat dengan Allah, dan perkataan dengarkanlah Dia bermakna bahwa Yesus memperdengarkan kebijaksanaan Ilahi karena hikmat telah memenuhi diri-Nya. Saat itu murid-Nya melihat Yesus sebagai orang yang terberkati secara khusus.

Ketika keluar dari pengalaman batin yang kuat tadi, ketiga murid hanya mendapati Yesus seorang diri. Yesus bersama-sama mereka turun dari gunung, dan Ia berpesan kepada mereka supaya jangan menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati mengatasi maut, sehingga kematian tak lagi menguasai-Nya.

Bagaimana dengan kita, apakah mau mendengar kebijaksanaan Allah supaya hikmat memenuhi diri kita?

Tuhan Memberkati 
Raymundus Susanto
CIC-Jonggol 
Bogor


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Damai Di Negeri-Ku, Indonesia

Perhatian Yesus Kepada Orang-Orang Yang Mendatangi-Nya

Istirahat dan Makan pun Tidak Sempat