Astaga


Astaga

Ketika aku memasuki pesawat terbang dengan suasana gembira dan yang tak lama lagi lepas landas dari Kota Sumatera menuju ibukota bersama temanku. Aku berdua mencari dan mencocokkan nomor bangku tersebut dan segera duduk ditempat itu. Tempat duduk itu terdiri dari 2 tempat duduk masing-masing antara kiri dan kanannya, serta lebih luas dan aku tidak merasa bingung tetapi agak sedikit aneh dari biasanya.

Biasanya ketika duduk ada tiga dan tiga tempat duduk di kiri dan kanannya. Saking pedenya kami berdua tidak ada keraguan dan komentar sama sekali atas perbedaan yang ada dan kami alami. Tiba-tiba datang seorang pramugari dan memberi kami handuk hangat dan langsung menyeka muka kami dengan rasa hangat dan fresh tanpa rasa ada yang salah. 

Tidak berapa lama, penumpang lain memasuki deretan bangku, mencari serta mencocokkan nomor bangkunya, penumpang tersebut memberitahu kepada kami dan berkata: "Maaf, pak, nomor bangku bapak berapa? bertanya kepadaku dengan memperlihatkan nomornya, aku tersadar, astaga nomor bangku itu memang haknya dan kelasnya sesuai dengan kelas bisnis, aku merasa malu setelah melihat nomor bangku, memang aku tidak berhak di tempat itu, tempatku adalah dibelakangnya, bukan kelas bisnis, dengan rasa malu aku meminta maaf kepadanya." Akhirnya kami bangun dari bangku itu dan menduduki bangku ekonomi yang memang masih kosong.

Rays
220909




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Damai Di Negeri-Ku, Indonesia

Perhatian Yesus Kepada Orang-Orang Yang Mendatangi-Nya

Istirahat dan Makan pun Tidak Sempat