Manusia

Manusia

Bila matahari bisa bicara:
"Sinarku kau katakan panas, 
cahayaku kau katakan silau.
Menyengat perih tubuh dan dahaga.

Panasku menyusut banyu sungai dan telaga.
Terikku keringkan tanah merontang.
Para insan letih mengais banyu.

Kebersamaanku yang terlalu lama, menghadirkan rasa bosan dan salah tafsir.
Seakan diriku tak mau mengalah.
Memerihkan, menguras daya, dan melambungkan duka.

Kupergi dalam pergantian musim.
Segala yang ada padaku tak kuwariskan."
Dingin, lembab, dan menggigil tubuh lekat.

Banyu langit berkata: 
" Hanya sedikit kucurahkan ke bumi, air bah mengelilingi kota, dan penduduk berpeluh kesah.
Saluran air terkurung sampah tak bertuan."

Manusia tak sadarkan diri sendiri.
Hilang kepekaan peduli sesama.
Acuh tak acuh karena sukma telah buta.

Mendung, gelap menggelayut hari.
Merindukan terang berkelindan.
Memohon kembali asa dalam tekad diri.

Ketidaksempurnaan manusia ratapan nestapa.
Kebaikan Pencipta bagai medan permainan.
Merasa diri sendiri penentu hidup hakiki.

Murka tak mampu memaafkan lagi.
Alam berparas gundul tergilas masa.
Tak secantik dan seanggun dahulu, yang aroma tubuhnya dapat menenangkan jiwa.

Dunia sarana pengkhianatan insani.
Ingkar janji kepada kehidupan.
Menjadi Tuhan atas diri sendiri.

Rays
220814

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Damai Di Negeri-Ku, Indonesia

Perhatian Yesus Kepada Orang-Orang Yang Mendatangi-Nya

Istirahat dan Makan pun Tidak Sempat