Anak Manusia Harus Ditinggikan
Renungan Injil Yohanes 3 : 14-21, Minggu 10 Maret 2024
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia Harus ditinggikan.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal (ayat. 16).
Yang diutarakan di atas oleh Injil Yohanes merupakan pengalaman diri para pengikut Yesus yang pertama yang kemudian dituliskan ke dalam bentuk Injil. Berisi kesaksian Yohanes Penginjil akan siapa Allah dan siapa Yesus itu, karena Allah sedemikian mengasihi dunia ini sehingga Ia memberikan Anak-Nya Yang Tunggal, dan Yesus menjadi orang yang paling dekat dengan Allah.
Injil Yohanes ini menampilkan kesaksian, Bahwa Allah tidak menghendaki kebinasaan, yang dimaui-Nya ialah kehidupan kekal bagi semua orang. Dan yang perlu dilakukan oleh manusia ialah berani menerima kebaikan Allah, dan mempercayai-Nya.
Bila yang meragukan atau menolak, tidak percaya akan Allah, maka akan tetap berada di dalam kegelapan, tidak menyukai terang Injil yang artinya sudah melepaskan diri dari anugerah Allah.
Itu merupakan salah satu ciri dasar dari orang Fasik, bahwa mereka mengasihi kegelapan, yaitu mereka menikmati dosa dan imoralitas (Roma 1 : 18-32), sebaliknya orang yang percaya sudah dilahirkan baru, mengasihi dan membenci kefasikan (Ibr 1 : 9).
Kasih Allah cukup luas untuk menjangkau semua orang yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (bdk. 1 Tim 2 : 4). Pendanaian lewat Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus mengalir dari hati Allah sendiri yang penuh kasih, Ia tidak menyayangkan Putera-Nya sendiri, tetapi nenyerahkan-Nya bagi kita semua, dan bagaimana mungkin Allah tidak menganugerahkan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8 : 32).
Keselamatan dan hidup kekal bukan saja mengacu kepada keabadian tetapi juga kepada kualitas kehidupan di dunia ini; suatu jenis kehidupan yang Ilahi; kehidupan yang membebaskan dari kuasa dosa dan Iblis serta meniadakan yang duniawi di dalam diri sendiri supaya dapat mengenal Allah (Yohanes 8 : 34-36).
Bagaimana dengan kita, apakah kita mau dan sungguh-sungguh mengenal Allah yang memberi kehidupan kekal? .
Tuhan Memberkati
Raymundus Susanto
CIC-Jonggol
Bogor
Komentar
Posting Komentar