Cinta Untuk Rumah-Mu Menghanguskan Aku

Dalam konteks bacaan Injil Yohanes 2 : 13-25, Minggu 03 Maret 2024, Yesus mengamuk dengan cambuk tali di tangan kanan-Nya, lalu mengusir mereka (para pedagang lembu, kambing domba, merpati dan penukar-penukar uang) dari Bait Suci Allah, semua dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja dibalikkan-Nya.

Kemarahan Yesus berbahaya, Ia mengganggu kepenringan-kepentingan para penguasa. Membubarkan perdagangan di bait Allah berarti menghapus keuntungan para imam, dan penjajah Roma lewat pajak-pajak perdagangan bahkan menghapus Ibadat Yahudi dengan ritual kurban.

Dan kemarahan para pedagang itu menentang diri-Nya: "Dengan tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" (ayat.18)

Yesus menjawab mereka: ""Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikan-Nya kembali." (ayat.19)

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangun-Nya dalam tiga hari?" (ayat.20)

Sikap ketegasan Yesus sekaligus sebuah tanda tersembunyi dibalik ungkapan yang keluar dari-Nya. Kata-kata yang keluar dari Yesus tentang perombakan Bait Allah dalam tiga hari adalah sebuah metafora yang ingin menyatakan bahwa kedatangan-Nya ke dunia untuk menegaskan kembali tanda keselamatan dari Tuhan.

Dalam versi Sinoptik, alasan peristiwa inilah Yesus selanjutnya diawasi dan akhirnya di hukum mati oleh penguasa agama dan politik. Agama dan ibadahnya sering dipakai untuk praktik-praktik perdagangan atau demi melayani kepentingan pihak-pihak tertentu.

Ibadat Yahudi yang tanpa ritual sulitlah dibayangkan, meskipun Yesus berkata; "Tidak perlu kurban-kurban di jual-belikan untuk dipersembahkan dihadapan Bait Allah." Kehadiran Allah dapat dirasakan lewat diri-Nya, karena Yesus sendiri adalah Bait Allah yang baru, yang akan hidup terus setelah tiga hari dari wafat-Nya di kayu salib, menang atas maut, dosa, dan Iblis.

Apakah dalam hidup sehari-hari kita melaksanakan "Kekudusan diri sabagai anak-anak Allah?".

Semoga pantang dan puasa yang kita lakukan mengubah kita untuk mengembalikan kekudusan hidup sebagai anak-anak Allah dalam Yesus.

Tuhan Memberkati 
Raymundus Susanto 
CIC-Jonggol
Bogor 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senandung Damai Di Negeri-Ku, Indonesia

Perhatian Yesus Kepada Orang-Orang Yang Mendatangi-Nya

Istirahat dan Makan pun Tidak Sempat